Senin, 02 Mei 2011

Dayah Krueng Kalee sebagai Lembaga Pendidikan Islam

Selama hayatnya Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, sebenarnya lebih banyak bertekun menangani bidang pendidikan Islam. Beliau berupaya mewujutkan cita-cita mengembangkan agama, dengan mendirikan sebuah lembaga pendidikan dalam bentuk dayah. Masyarakat Aceh Besar pada umumnya menyebutkan Dayah luhur Krueng Kalee sebagai salah satu dayah yang popular dan cukup disegani. Dayah ini berlokasi di desa Siem-Krueng Kalee, kacamatan Darussalam, kabupaten Aceh Besar, kira-kira tujuh km dari Kopelma Darussalam(lokasi kampus IAIN Ar-Raniry dan Unsyiah sekarang).
Dimasa lalu dayah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan agama di Aceh. Dayah berperan untuk memelihara dan mengembangkan eksistensi ilmu agama di kalangan masyarakat Aceh. Mereka sangat menghargai para ulama yang berdedikasi, tanpa mengenal lelah dalam membina kepribadian orang Islam yang berlandaskan kebenaran agama Islam melalui dayah-dayah. Ulama-ulama ini pulalah yang telah ikut berperan membentuk kader-kader pejuang, yang mengusir belanda dari Aceh khususnya dari Indonesia pada umumnya sampai pada masa penjajahan Jepang, serta memperthankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu tidak dapat disangkal,betapa besarnya peranan dayah dalam memurnikan ajaran Islam dan mengembangkan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan tersebut telah sanggup mencetak kader-kader dan pejuang-pejuang kemerdekaan yang bersemangat tinggi. Dengan demikian jelas bahwa dayah berperan antara lain sebagai lembaga pendidikan dan pembina kader.
Atas inisiatif cucu-cucu beliau, pada 1 Mai tahun 1999, Tgk H.Waisul Qarany Ali[1] merintis kembali pendirian Dayah Krueng Kalee, serta dibantu oleh cucu-cucu dan keluarga almarhum Tgk Haji Hasan Krueng Kalee yang lain, seperti; Ust. Mutiara Fahmi, MA, Ust. Muhammad Faisal, MA, Ust. Qusayyen Ali As-Saudi dan lain-lain sebagainya. Pembangunan dayah baru ini persis di lokasi dayah lama Krueng Kalee untuk mengenang perjuangan Tgk Haji Hasan Krueng Kalee dalam merintis pendidikan Islam di Aceh. Dayah baru ini diberi nama Dayah Darul Ihsan Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, dinisbahkan kepada pendirinya dahulu.
Dalam proses pembelajarannya, dayah ini menganut metode Terpadu, yaitu keterpaduan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama. Meski demikian dayah ini sangat berbeda dengan dayah-dayah terpadu lainnya. Dayah ini meskipun terpadu namun persentase pembelajaran pendidikan agama lebih tinggi dari pendidikan umum. Dalam kurikulumnya menggunakan kitab-kitab kuning sebagai bahan rujukan dan pembelajaran.
Para pengajar dayah ini terdiri dari alumni-alumni perguruan tinggi luar negeri dan dalam negeri, seperti; Universitas Al-Azhar Mesir, IAIN Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala serta beberapa perguruan tinggi lainnya . Saat ini Dayah Darul Ihsan Tgk Haji Hasan Krueng Kalee memiliki sekitar 340an santriwan dan santriwati yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Aceh. Dan semenjak berdirinya kembali dayah ini telah berhasil mengirimkan alumni-alumninya untuk belajar ke Timur Tengah.


                [1] Tgk H.Waisul Qarany Ali adalah cucu Tgk Haji Hasan Krueng Kalee dari Fathimah Syam(anak perempuan Tgk Haji Hasan Krueng Kalee)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Redesign by : Sbafcom Corporatian