Senin, 02 Mei 2011

Karya-Karya Tulis Tgk. H. Hasan Krueng Kalee

              Karir seorang tokoh ulama dan pendidik, pada hakikatnya tidak hanya Nampak pada usaha-usaha nyata di masa hidupnya melainkan juga terwujud dalam bentuk karya-karya tulis. Karena betapapun juga ajaran-ajaran, fatwa-fatwa dan isi pendidikan, tidak mungkin menjangkau kalangan yang lebih luas jika disampaikan dengan lisan. Ia akan lebih meluas, jika isi pendidikan itu disampaikan dalam bentuk karya-karya tulis, sehinnga dapat dibaca dan diresapi oleh semua kalangan masyarakat serta jangkauannyapun tidak terbatas. Ia akan tetap dikenang dan buah pikirannya akan tetap dibaca orang.
                  Usaha mengabadikan isi pendidikan dan pengajaran yang berwujud karya tulis ini juga telah ditempuh oleh Tgk Haji Hasan Krueng Kalee. Sejalan dengan hasil penelitian dan wawancara penulis dengan tokoh-tokoh masyarakat, umumnya mengatakan bahwa pola hidup Tgk Haji Hasan Krueng Kalee lebih menjurus kepada kehidupan sufi yang mengutamakan pangamalan ibadah. Namun demikian beliau juga pernah menulis kitab-kitab dan buku-buku pelajaran agama, saying sekali banyak karangan-karangan beliau yang tidak diberi nama dan telah hilang juga tidak dipoblisir.
                  Adapun karya-karya tulis Tgk Haji Hasan Krueng Kalee dapat dikelompokkan kepada dua yaitu karya-karya tulis yang sudah diterbitkan dan yang belum diterbitkan.
1.                  Karya-karya Tulis yang Sudah Diterbitkan.[1]
        Adapun salah satu tulisan atau karya tulis, yang telah dibukukan dan cukup popular dikalangan murid-murid dan masyarakat Aceh adalah sebuah buku kecil yang berjudul risalah lathifah fi adabi Al-zikry. Buku ini mengandung pelajaran tentang petunjuk samadiyah dan tahlil, yang diamalkan oleh wali-wali dan auliya-auliya Allah.
        Beliau berpendapat berdasarkan hadis Rasulullah SAW, siapa yang mengucapakan la ilaha illa Allah sedangkan ia membenarkannya baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya niscaya ia akan masuk surga. Sebagaiamana bunyinya: “Barang siapa menucapakan la ilaha illa Allah sedangkan ia membenarkannya baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya niscaya ia akan masuk delapan pintu surge, mana-mana yang mereka sukai.
        Dari hadis Rasulullah SAW diatas dapat dipahami bahwa sesorang yang membaca qul huwa Allahu ahad sepuluh ribu kali ia akan         akan dibebaskan oleh Allah dari api neraka. Begitu juga seseorang yang membaca qul huwa Allahu ahad sepuluh ribu kali bagi orang mati mereka dibebaskan oleh Allah dari api neraka. Demikian juga seseorang yang mengucapakan kalimat la ilaha illa Allah baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya ia akan masuk surge.
        Menurut responden tujuan diterbitkan buku ini adalah untuk mengajarkan cara-cara samadiah dan tahlil pada murid-murid beliau dengan cara muqarrabah yakni mendekatkan diri kepada Allah, sehingga mencapai derajat yang tinggi.
        Atas dasar itu Tgk Haji Hasan Krueng Kalee berusaha memperbanyak atau menggandakannya agar murid-murid dan anggota masyarakat yang membutuhkannya memiliki buku pegangan serta mengamalkan isinya.dari identitas yang dapat dibaca pada buku tersebut, publikasi atau penerbitannya dilakukan oleh Pustaka Aceh raya Banda Aceh dan pertama sekali diterbitkan pada tahun 1958.
        Dibidang tarikat ini sebenarnya masih ada karya tulis lain yang belum sempat diterbitkan antara lain tata tertib melakukan tarikat. Tulisan tentang ini digunakan semata sebagai bahan untuk melaksanakan tarikat dikalangan sendiri.

2.         Karya-karya tulis yang Belum Diterbitkan[2]
        Ada beberapa karya tulis belum diterbitkan, yang berisikan pendidikan Islam yang baik diantaranya:
a.         Jawahir Al-Ulum fi kasyafil maklum yang ditulis pada tahun 1334 H. Buku ini mengupas masalah kelebihan dan kebaikan menuntut ilmu pengetahuan ditinjau dari ilmu taSAWwuf setebal 300 halaman.
b.         An ‘amatu Al-faidhah fi isti’mali qa’idati Al- rabithah, yang ditulis pada tahun 1327 H. Berjumlah 35 halaman, mengupas tentang rabithah yaitu hubungan murid dengan gurunya, yang bersambung sampai kepada Nabi SAW.
c.          Sirajus salikin ‘ala minhajil ‘abidin, ditulis pada tahun 1332 H, berjumlah 300 halaman. Buku ini menguraikan tentang isi buku minhajul ‘abidin karangan Imam Ghazali, agar orang mudah memahami dan membahas kitab tersebut.
        Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa karya-karya tulis Tgk Haji Hasan Krueng Kalee cukup banyak, yang menyangkut berbagai masalah Islam termasuk juga masalah pendidikan, buku-buku tersebut merupakan sumbangan berharga bagi umat Islam khususnya di Aceh.



[1] Fauziah Ibrahim, Tgk Haji Hasan Krueng Kalee Sebagai Tokoh Pendidikan Islam di Aceh, Skripsi: IAIN Ar-Raniry, 1986
[2] Fauziah Ibrahim, Tgk Haji Hasan Krueng Kalee Sebagai Tokoh Pendidikan Islam di Aceh, Skripsi: IAIN Ar-Raniry, 1986

0 komentar:

Posting Komentar

 
Redesign by : Sbafcom Corporatian