Senin, 02 Mei 2011

Peran Dayah Krueng Kalee dalam Mencetak Kader Ulama Aceh

        Menurut sejarah, sejak berdirinya Dayah Krueng Kalee telah banyak menghasilkan kader-kader pendidik, da’i dan ulama yang dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, baik bidang aqidah, syariat dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Mereka tersebar di seantaro Aceh menjadi mercusuar dalam lapangan keilmuan Islam. Saat tim penyusun buku ini menelusuri jejak Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, beberapa Ulama Aceh yang pernah menjadi murid almarhum Tgk Haji Hasan Krueng Kalee tim penulis mendapati mereka sebagai orang-orang yang sangat disegani di daerahnya karena keaktifan mereka mengajarkan ilmu Agama kepada masyarakat.
        Dintara ulama-ulama dari murid-murid Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, yang cukup terkenal di daerahnya masih masing antara lain dapat disebutkan:
1.      Teungku Ahmad Pante, ulama dan imam masjid Baiturrahman Banda Aceh.
2.      Teungku Hasan Keubok, ulama dan Qadhi XXVI mukim di Aceh Besar.
3.      Teungku M. Saleh Lambhouk, ulama dan imam masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
4.      Teungku Abdul Jalil Bayu, ulama dan pemimpin dayah Al-Huda Aceh Utara.
5.      Teungku Sulaiaman Lhoksukon, ulama dan pendiri dayah Lhoksukon, Aceh utara.
6.      Teungku M. Yusuf Peureulak, ulama dan ketua majlis ulama Aceh Timur.
7.      Teungku Mahmud Simpang Ulim, ulama dan pendiri dayah Simpang Ulim, Aceh Timur.
8.      Teungku Haji Muda Waly Labuhan Haji, ulama dan pendiri dayah Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan
9.      Teungku Syeh Mud Blang Pidie, ulama dan pendiri dayah Blang Pidie Aceh Selatan.
10.  Syeh Shihabuddin, ulama dan pendiri dayah Darussalam Medan, Sumatera Utara.
11.  Kolonel Nurdin, bekas Bupati Aceh Timur, yaitu anak angkat beliau sendiri.
12.  Teungku Ishaq Lambaro Kaphee, ulama dan pendiri dayah Ulee Titie.[1]
        Dari data di atas jelas bahwa murid Tgk Haji Hasan Krueng Kalee pada umumnya mengikuti jejak gurunya, menjadi ulama yang membuka dayah di tempat mereka masing-masing hampir ke seluruh pelosok. Dengan demikian jelas Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, ulama besar di Aceh, yang terkenal kemana-mana karena banyak diantara murid-murid beliau yang membuka dayah di tempatnya masing-masing. Hal ini diakui oleh warga masyarakat kecamatan Darussalam sendiri, dayah Luhur Krueng Kalee sebagaimana dayah lain juga telah mencetak kader-kader pemimpin umat baik yang formal maupun informal dalam masyarakat. 
        Tgk Haji Hasan Krueng Kalee sangat kokoh dalam memegang prinsip yang diajarkan melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW untuk membina kader pendidikan, ulama dan pemimpin Islam yang bertugas melaksankan dakwah Islmiyah dengan hikmah( kebijaksaan), dan pelajaran yang baik serta berbantah dengan cara yang paling baik.
        Berpedoman kepada ajaran diatas, maka dayah Luhur Krueng Kalee tidak berpangku tangan dalam meneruskan dan melaksanakan fungsinya kapan dan dimana saja. Hal itu terbukti dimana dayah tersebut telah banyak mencetak ulama-ulama yang mengabdi dietngah-tengah masyarakat, dengan keikutsertaan dayah Luhur Krueng Kalee beserta ulamanya dalam membina pendidikan agama Islam dikalangan masyarakat. Maka sebagian besar penduduk kecamatan Darussalam telah memperoleh pendidikan terutama bagi generasi muda.
        Semasa hidupnya Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, telah membina kader-kader melalui jalur jalur pendidikan yang ada, juga dalam jalur organisasi yang dipimpinnya. Diantaranya beliau termasuk juga tokoh yang mengembangkan organisasi P.I. Perti (Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah), dan mengembangkan tareqatnya yang bernama “Tarekat Said Abdullah Al-Hadad r.a.” yang menurut keterngan Al-Ustaz Muhammad Asyik Mu’in bahwa ratib Al-Hadad yang dikembangkan oleh almarhum Tgk Haji Hasan Krueng Kalee adalah melulu mengucapakan laa ilaha illa Allah yang meliputi istighfar, tahlil dan tahmid.[2]
        Beliau berpedoman kepada sabda Nabi SAW yang berbunyi: “sesungguhnya Allah Swt mempunyai malaikat-malaikat yang mendatangi tempat-tempat majlis zikir, bila para malaikat telahmendapati majlis zikir tersebut mereka duduk bersama-sama orang itu, lalu membentangkan sayap-sayap mereka sehingga memenuhi langit dan bumi, bila majlis zikir itu berpisah para malaikat naik kelangit, lalu Allah bertanya kepada mereka, padahal Allah lebih mengetahuinya, dari manakah kamu datang? Malaikat-malaikat menjawab: kami datang dari hamba-hambaMu di bumi yang sedang bertasbih kepadaMu, bertakbir, bertahmid, dan bertahlil kepadaMu.
        Dengan demikian jelas bahwa tariqat Al-Hadad dikembangkan oleh Tgk Haji Hasan Krueng Kalee adalah berpedoman pada hadis tersebut diatas. Banyak diantara murid-murid beliau yang menjadi pemimpin dan pemuka –pemuka masyarakat.



                [1] Hasil wawancara dengan Tgk Haji Ghazali Hasan, Abu Ceubrek(Tgk H.Yusuf) Matangkuli, dan lain-lain.
                [2] Teungku Hasballah Saleh, Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, santunan, No. 19, Mei 1978, hal. 49.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Redesign by : Sbafcom Corporatian