Senin, 02 Mei 2011

Aktifitas Tgk Haji Hasan Krueng Kalee dalam Bidang Kemasyarakatan

      Usaha-usaha yang dilakukan oleh Tgk Haji Hasan Krueng Kalee untuk membina masyarakat dalam hal sebagai berikut: memperbaiki aqidah meluruskan dan memantapkan ibadah.

1.      Memperbaiki Aqidah Masyarakat
      Sebelum tampil Tgk Haji Hasan Krueng Kalee dalam masyarakat , masalah aqidah pada waktu itu masih bercampur baur dengan masalah bid’ah dan khurafat, karena tidak mengetahui mana yang baik dan buruk. Kemudian beliau memperbaikinya secara sedikit demi sedikit yang berpedoman kepada ahlussunnah waljamaah yang bermazhab Imam Syafi’i.
      Disamping itu masih ada sisa-sisa ajaran animisme dan hindu, seperti acara pelepasan Alien, memuja kuburan yang dianggap keramat dan lain-lain yang bertentangan drngan ajaran Islam sehinga beliau member pengajaran aqidah kepada masyarakat baik melalui pengjian-pengajiaan di pesantren maupun melalui dakwqh islamiah yang beliau lancarkan.
      Beliau menanam pengertian aqidah kepada masyarakat secara berangsur-angsur, terutama sekali kepada murid-muridnya di pesantren, lalu murinya mengajarkan kepada masyaraka, juga beliau berikan melalui dakwah-dakwah. Demikian cara Tgk Haji Hasan Krueng Kalee memberi pengertian aqidah kepada masyarakat baik melalui pengajian-pangajian maupun melalui dakwah Islamiyah, sehingga mendapat tanggapan atau persepsi yang baik dari masyarakat.
      Persepsi masyarakat terhadap aqidah yang diberikan oleh Tgk Haji Hasan Krueng Kalee baik sekali. Walaupun pemahaman aqidah dalam masyarakat pada waktu itu masih bercampur baur kepercayaan-kepercayaa yang lain, seperti memuja kuburan yang dianggap keramat.
      Dengan adanya usaha-usaha yang diberikan oleh almrhum Tgk Haji Hasan Krueng Kalee mengenai aqidah, maka keadaan masyarakat sudah berubah, namun demikian masih ada kepercayaan-kepercayaan yang penulis sebutkan diatas, akan tetapi tidak seperti dulu sebelum tampilnya Tgk Haji Hasan Krueng Kalee. Tujuan utama Tgk Haji Hasan Krueng Kalee, membina masyarakat dalam bidang ibadah dan aqidah adalah supaya mereka beriman atau beramal saleh melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Juga untuk mencari keridhaaan Allah dalam rangka mencapai kehidupan yang sebenarnya.
      Dengan adanya usaha-usaha Tgk Haji Hasan Krueng Kalee memperbaiki masyarakat sekitar Krueng Kalee, dan mengembangkan ilmu agama melalui pesantren, khususnya yang menyangkut dengan masalah aqidah dan ibadah, yaitu cara melaksanakan sembahyang, sehingga masyarakat telah memiliki moral yang sehat dan jiwa selalu terlatih dalam memiliki sifat-sifat terpuji, baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
      Pengalaman aqidah dalam masyarakat pada mulanya sangat minim, karena kurangnya penerangan-penerangan agama dalam masyarakat, sehingga mereka mencampuradukkan antara aqidah dan khurafat. Namun demikian dengan adanya usaha Tgk Haji Hasan Krueng Kalee yang langsung terjun dalam masyarakat, untuk memberantas dan memperbaiki, mudah-mudahan berhasil dengan baik. Lemahnya aqidah pada diri seseorang akan menimbulkan dan menyebabkan tekanan-tekanan jiwa yang sulit dikendalikan.
      Keikutsertaan beliau dalam membina aqidah Islamiyah dalam waktu relative singkat telah menunjukkan hasil-hasil positif. Untuk membimbing masyarakat bersama-sama murid beliau menempuh jalan melalui masjid-masjid, menasah-menasah ataupun langsung melalui pribadi-pribadi masyarakat.
      Tgk Haji Hasan Krueng Kalee dallam membina aqidah kepada murid-murit dan masyarakat, menitikberatkan pada i’tiqad 50, yaitu meyakini sifat-sifat yang wajib bagi Allah, rasul dan sifat mustahil bagi keduanya, serta masing-masing mempunyai sifat harus.

2.      Meluruskan dan Memantapkan Ibadah
      Ibadah adalah proses latihan dan pembinaan berkesinambungan yang dilakukan oleh serang muslim sebagai realisasi daripada aspek aqidah. Mengagumkan kebesaran Allah sebagai tanda bukti kebenaran iman dan ketaatan kepadaNya. Mengamalkan atau mengerjakan amal ibadah sebagai pembuktian akan keimanan seseorang. Ibadah haruslah diartikan lebih luas yaitu meliputi seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh laranganNya (amar makruf nahi munkar), dalam berbagai aspek kehidupan. Sedangkan inti daripada ibadah adalah seperti dinyatakan oleh Drs. Sidi Gazalba “Inti daripada ibadah dalam pengetian yang sempit adalah hubungan dengan Allah, dan dalam pengerian yang luas ialah selain hubungan dengan Allah juga hubungan dengan manusia/alam”.[1]
      Sebelum munculnya Tgk Haji Hasan Krueng Kalee sebagai ulama ditengah-tengah masyarakat, pelaksanaan ibadah pada waktu itu, baik yang menyangkut dengan salat dan amalan-amalan lain belum begitu sempurna sebagaimana ajaran Islam itu sendiri.
      Tgk Haji Hasan Krueng Kalee memantapkan ibadah masyarakat dengan cara mengadakan pengajian-pengajian, ceramah-ceramah dan melaksankan atau mengaktifkan shalat berjama’ah secara continue dan mempraktekkan cara mengambil air sembahyang. Beliau mengajarkan yang demikian adalah mengharapkan keridhaan Allah SWT, sebagaimana yang terdapat didalam kumpulan fatwa-fatwa ulama “... keridhaanNya baru dapat dicapai bila benar-benar mengikuti dan menjalani apa yang telah diaturNya, tidak boleh menyeleweng sedikitpun dari apa yang telah diaturNya”.[2]
      Ibadah itu merupakan hak Allah yang harus dilaksanakan oleh hambaNya, dan bila yang dikerjakan oleh hambaNya, dan sebaliknya, bila pekerjaan yang dikerjakan itu melanggar peraturan Islam akan mendapat dosa. Tgk Haji Hasan Krueng Kalee juga memantapkan ibadah dengan mengadakan shalat berjama’ah tarawih dimalam bulan Ramadhan, mengadakan tadarus, dan berusaha membuat jadwal buka puasa yang sebelumnya tidak ada serupa imsakiah. Beliau juga menyuruh masyarakat untuk membayar zakat, karena dengan zakat itu akan dapat membersihkan dan menyucikan kamu. Dan membaginya menurut ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh syariat Islam.



                [1] Sidi Gazalba, Asas-Asa Agama Islam, (Bulan Bintang: Jakarta, 1975), hal. 36.
                            [2] Pusat Dokumentasi Dan Informasi Aceh, Kumpulan Fatwa-Fatwa Majlis Ulama, majlis ulama daerah Aceh, Banda Aceh, 1978, hal. 9.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Redesign by : Sbafcom Corporatian